Tidak tau ya, rasanya kesepian. Sepi, sepi, sepi, hati ini sunyi. Yang ada hanya suara daun yang bergemerisik...... Tunggu. Bergemerisik dengan apa? Bahkan daun pun kehilangan pasangannya beradu suara.
Yang ada hanya sepi, sepi, sunyi. Semua hangar bingar tertelan penat. Tertelan ganasnya kedisiplinan dan tanggung jawab. Penat yang ada hanya penat.
Penat, penat, lelah. Penat rasanya, punggung ini, jari ini, mata ini, badan ini. Rasanya mereka butuh asupan atau suntikan morfin. Ya, biar sekedar agar mereka melega saja. Melepaskan segala tensi yang rasanya kian hari semakin menggerogoti hingga keropos. Sepertinya seiring berjalannya jaman, tidak hanya ada osteoporosis saja. Zaman telah berkembang kawan, penyakit pun tidak mau kalah.
Hati, hati, hati-hati. Apa artinya? Dua hati? atau maksudnya saya harus berjaga - jaga? Maksudnya apa? Berjaga - jaga untuk dua hati? Absurd. Aneh. Siapa sih penempa kata? Siapa sih si ibunya kata? Siapa yang mempunyai gagasan seperti itu, mengawinkan hati dengan hati yang lain? Apa maksudnya kita harus berhati - hati? Berhati - hati memilih hati yang lain?
....
Brilian.
Kenalkan saya pada si ibu kata.
No comments:
Post a Comment